Film horor terbaru yang berjudul Lastri: Arwah Kembang Desa mempersembahkan sebuah cerita yang diambil dari kisah urban legend masyarakat Pati, Jawa Tengah. Rumah produksi Abelle Pictures meluncurkan film ini dengan harapan dapat menghadirkan nuansa yang unik dan menggugah rasa ingin tahu penontonnya.
Film ini menjadi istimewa karena mempertemukan dua generasi aktor, Gary Iskak dan putranya, Nando Hilmy, dalam satu layar. Ini adalah momen berharga yang tidak hanya berarti bagi mereka, tetapi juga bagi para penggemar yang telah mengikuti perjalanan karier Gary.
Nando mengungkapkan bahwa pengalaman berakting bersama ayahnya di film ini sangat berkesan. Ia menyadari bahwa kesempatan seperti ini langka dan akan selalu menjadi bagian tak terlupakan dari hidupnya.
Kolaborasi Luar Biasa Antara Ayah dan Anak
Dari pernyataan yang disampaikan, Nando merasa sangat beruntung dapat berbagi momen berharga dalam sebuah proyek film dengan Gary. Bagi Nando, ini lebih dari sekadar berakting, tetapi juga mengenang hubungan yang terjalin sepanjang waktu.
Gary Iskak memerankan karakter utama, Turenggo, yang merupakan sosok sentral dalam alur cerita. Sutradara Hendri Tivo mengungkapkan bahwa Gary menunjukkan profesionalisme yang tinggi dalam setiap adegan meski dalam kondisi fisik yang tidak selalu prima.
Kendati menghadapi tantangan, dedikasi Gary terhadap film ini sangat mencolok. Hendri menilai bahwa Gary adalah seorang aktor yang memberikan segalanya untuk perannya, menciptakan suasana syuting yang inspiratif bagi semua kru.
Kenangan dan Emosi di Lokasi Syuting
Interaksi antara Gary dan Nando di lokasi syuting menciptakan momen yang tidak hanya menghibur, tetapi juga sangat emosional. Menyaksikan mereka berduet dalam satu frame memberi energi positif yang terasa sampai ke seluruh kru.
Hendri Tivo mengungkapkan harapannya agar film Lastri: Arwah Kembang Desa dengan baik dapat menjadi penghormatan terakhir bagi Gary Iskak. Selain itu, film ini diharapkan bisa memberikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi penonton.
Dijadwalkan tayang pada kuartal kedua tahun 2026, film ini menjadi salah satu yang dinantikan karena menyimpan banyak kisah dibalikpembuatan dan penggarapannya.
Meninggalnya Gary Iskak dan Warisannya
Tanggal 29 November 2025 menjadi hari duka bagi dunia perfilman Indonesia karena kepergian Gary Iskak. Di usia 51 tahun, ia meninggalkan sejumlah karya yang tak terlupakan, termasuk film Lastri: Arwah Kembang Desa.
Kepiawaian Gary sebagai aktor tidak hanya diakui oleh penonton, tetapi juga oleh rekan-rekannya di industri film. Hendri Tivo tidak ragu menyebutnya sebagai sosok aktor dengan dedikasi luar biasa, yang menginspirasi banyak orang di sekitarnya.
Gary tidak hanya menampilkan akting yang menawan, tetapi juga memberi suntikan semangat kepada semua orang di lokasi syuting. Kesigapan dan tanggung jawabnya patut dicontoh, membuat atmosfer kerja menjadi lebih menyenangkan.
Suasana Syuting yang Nyaman dan Menghidupkan Karakter
Hana Saraswati, yang juga terlibat dalam film ini, mengungkapkan pengalamannya saat beradu peran dengan Gary. Merasa terbantu oleh profesionalisme Gary, ia menganggap bahwa suasana yang diciptakan Gary membuatnya lebih nyaman di lokasi syuting.
Sikap positif Gary berhasil menciptakan suasana yang hidup dan menyenangkan. Hal ini sangat berdampak pada kinerja seluruh kru dan para aktor, sehingga proses syuting berjalan dengan lancar.
Dari cerita yang dianut dalam film ini, para penonton diajak untuk merasakan ketegangan dan emosi. Dengan latar belakang budaya dan kisah yang kaya, Lastri: Arwah Kembang Desa berpotensi menjadi film yang memorable.
